Cinta di Serambi Mekkah

Kuliah Pertama Pagi ini begitu indah nan memesona, betapa tidak, Allah menciptakan sang surya nan indah alam nan membentang dan seluruh isinya tiada yang sia-sia. Semuanya bertasbih. Dikala masih sayup-sayup terdengar kokok ayam jantan saling menyahut membangunkan manusia dari tidurnya yang lelap. Sinar matahari yang masih samar-samar dan berwarna kemerah-merahan, menambah indahnya pagi. Selimutan kabut belum lagi hilang sehingga pagi ini begitu dingin. , dimana keadaan seperti ini sangat asyik untuk manusia tidur dan menarik selimut. Sesekali terlihat pula beberapa kendaraan melintas dengan kecepatan tinggi, nampaknya mereka tengah melakukan perjalan panjang, Dari balik tabir terlihat beberapa orang yang asyik menikmati indahnya pemandangan pagi sambil berlari kecil, meraka agaknya tidak mau melewatkan momen pagi yang indah ini. Dari balik sebuah mesjid terlihat beberapa orang yang pulang dari shalat subuh berjamaah, dari kumpulan itu terlihat pula wanita muslimah dengan memeluk kain dan sajadahnya, serta beberapa orang yang menggunakan mukenah dengan warna terang, dari sana terlihat beberapa anak kecil berkejar-kejaran berlari menuju rumah masing-masing. Wah betapa indahnya pemandangan khas kampung di pinggiran kota Pekanbaru ini, masih terlihat sangat bersahaja. Perlahan selimut kabut putih berangsur pudar, matahari mulai menunjukkan cahayannya yang indah, embun masih menetes dari beberapa pohon yang masih tersisa, pohon itu bertasbih dan berdzikir memuji Allah dengan penuh kepatuhan. Maklumlah jumlah penduduk yang semakin bertambah memaksa manusia untuk mengurangi pohon menjadi tempat berteduh. Di kejauhan terlihat sekali matahari mulai naik, seakan ia berbicara dengan bahasa yang indah bahwa pagi akan segera berganti. Dari balik jalan mulai terlihat kendaraan semakin berlalu hilir mudik di tengah jalan raya. Anak-anak dengan seragam sekolah mulai terlihat berlalu-lalang melintasi jalan raya. Dengan dibimbing orang tua masing-masing mereka mulai pergi kesekolahnya, pagi ini nampaknya agak ramai, maklum liburan telah selesai masing-masing sekolah sibuk dengan munculnya nama-nama baru, sebab pagi ini adalah awal masuk siswa-siswi dan pelajar baru. Jalanan yang tadinya lengang kini mulai terisi. Aktivitas mulai berlangsung saat ini, ada yang tengah membuka toko, ada yang tengah membersihkan halaman rumah, ada yang tengah mengantar buah hatinya dan beraneka macam aktivitas lain yang dilakukan di pagi yang cerah ini. Dari balik sebuah rumah panjang bercorak hijau yang hanya terdiri dari deretan ruangan seluas tiga kali empat meter, terlihat wanita muslimah yang memakai rok hitam dengan baju muslimah berwarna putih yang di hiasi dengan kerudung hitam, Tampaknya Ia sedang menunggu sesuatu, hal itu terlihat dari kegelisahannya. Ditambah lagi pagi ini berpas-pasan dengan penerimaan Mahasiwa Baru di Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim, satu hal yang sangat jarang terjadi antara penerimaan siswa dengan mahasiswa, sebab biasannya ada perbedaan liburan antara Mahasiswa dengan Siswa. Beberapa jurus kemudian terlihat Anggkutan umum yang melintas di sebuah persimpangan kecil yang biasa di gunakan Mahasiwa untuk menuju Kampus tempat dimana mereke menuntut ilmu. Tampak di sana wanita muslimah tengah antre untuk masuk kedalam Ankutan umum berwarna hijau. Warna hijau ini adalah khas daerah Panam, sebuah nama tempat di Ibukota provinsi Riau. Di jalan itu terlihat pula beberapa mahasiwi yang naik sepeda motor, sebagian yang lain terlihat tengah berjalan kaki menuju kampus. Mahasiswa pria pun tak ketinggalan menuju kampus, selain nyaman, tempatnya yang jauh dari pusat keramaian kota juga menjadi daya tarik tersendiri bagi kampus UIN SUSKA, kini kampus yang luasnya 10 hektar ini mulai di padati oleh Mahasiswa baru dari berbagai penjuru nusantara. Beragam suku ada di sana, ada suku batak, ada suku melayu, ada suku minang, ada suku jawa dan masih banyak lagi. Hal ini mengambarkan betapa beraneka ragamnya bangsa ini. Pagi ini akan menjadi hari yang bersejarah bagi para siswa yang telah selesai mengikuti ujian nasional yang kini telah mendaftarkan diri di kampus Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim atau lebih akrab dengan sebutan UIN SUSKA Riau. Pagi ini adalah awal mulanya bagi Mahasiswa yang telah terdaftar untuk kembali melengkapi syarat sebagai Mahasiswa. Khairul Zakki, ia adalah seorang anak dari keturun keluarga yang sederhana, namun berkat ketekunannya ia memiliki banyak wawasan mengenai ilmu pengetahuan, baik yang bersifat umum maupun masalah agama. Ia tidak pernah berkecil hati meskipun terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Semangatnya untuk menuntut ilmu kini membawanya ke salah satu universitas ternama di Indonesia. Tampak sekali ia mulai mengumpulkan berkas-berkas yang akan di gunakan untuk memulai hari pertama kuliahnya, Khairul Zakki tidak sendiri karena ia memdaftar di kampus itu bersama dengan teman sekelasnya di MA dulu, namanya Nurhadi… mereka juga teman sejawat semenjak SMP. Mereka berangkat dengan sebuah angkutan umum berwarna hijau has Panam. Yang di padati dengan mahasiswa dari berbagai daerah. “ kenapa kita tidak naik motormu saja di..?, kan lebih cepat.” Tanya Zakki. “ ntar bensinnya abis” jawab Nurhadi dengan ekspresi wajah yang sedikit aneh. Zakki terdiam sejenak. “ Hahaha….. becanda Zak, Aku hanya ingin menikmati udara segar ini, ayoalah… jarang-jarang kita bisa menikmati moment macam ini.” Sambung Hadi sembil memukul bahu temannya. “ Ayo Zakki, nampaknya kita kalah cepat dengan yang lain” “Iya.. iya” Zakki segera menyusul temannya yang berlari-lari kecil. Maklum ini hari pertama dimana kedua sahabat itu menjadi mahasiswa. “kamu keliahtan bersemangat sekali Di?” “iya dong, inikan hari pertama saya menjadi Mahasiswa…” “o ya, ngomong-ngomong kamu bawa kamera gak..?” “ ada, nih di dalam ransel” jawab Zakki sambil membuka ransel hitam yang ia kenakan dan mengambil sebuah kamera. Kamera itu adalah kamera milik pamannya yang seorang wartawan di salah satu media ternama di Pekanbaru. Pamannya inilah yang menjadi motifasi bagi Zakki untuk gigih menuntut ilmu. “ memangnya kamu mau ngapain dengan kamera ini?” Tanya Zakki. “ aku mau jahit baju, Zak…” “masa’ jahit baju pake kamera…?!” “nah, itu kamu tahu, ayo kita ambil moment ini… aku yakin suatu saat foto ini akan menjadi gambar kenangan kita” ungkap Nurhadi sambil menarik tangan sahabatnya. “ foto ini..? foto yang mana?? Di jepret juga belum…” sambung Zakki dengan wajah puas karena dapat membalas guyonan sahabatnya. Dahulu semenjak di Madrasah mereka memang selalu membalas setiap candaan dan selalu mereka menghitungnya, kali ini Zakki merasa skor mereka satu sama. “ hahahaaa….. semprul, kamu masih aja gak mau kalah, ayo sekarang kamu ambil fotoku” ungkap Nurhadi sambil menuju gedung berbentuk segi enam yang beratapkan seng berwarna hijau khas UIN Suska. Gedung itu di bangun dengan design yang menyerupai GOR. Di gedung itulah biasanya di mulai perkuliahan, mahasiswa lama menyebutnya dengan Kuliah umum, yang artinya perkuliahan yang dihadiri oleh seluruh mahasiwa. Seperti biasanya di sana tampak banyak sekali mahasiswa yang tengah bersiap untuk melakukan aktivitas dan berkumpul untuk melakukan persiapan hari esok. Dia Anak Tarbiyah Selepas shalat subuh , Zakki melihat Nurhadi tengah berkemas . tampak sekali kalau ia tengah bersiap siap untuk pergi. “ mau kemana di…? Bukaya sekarang masih jam 5 pagi, kuliah umumya kan masih dua jam lagi” Tanya Zakki penasaran. “ehh…., ini Zakk tadi malam aku terima sms dari kampung, kalau ayahku kecelakaan, nampakya aku harus segera pulang” “innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Memengnya ayah kamu kecelakaan di mana di?” Tanya Zakki sedikit terkejut “ Di jalan asahan Zak, waktu itu ayah ku baru pulang dari sawah. Kabarnya ia di tabrak dari belakang” jawab Hadi sedikit menjelaskan. “ aku turut berduka cita ya di,,, maaf kalau gak bisa kesana… titip salam aja buat keluargamu di kampong” “ iya gak apa-apa, tolong mintakan izin sama dosennya juga ya kalau aku gak bisa hadir. “ pinta Nurhadi sambil mengangkat tas ransel yang baru di kemasya. “ insya Allah, bereslah. Salam juga ya untuk orangtuaku. Hati –hati ya di jalan.” Ya makasih, Assalamualaikum” samabil menuju sepeda motornya. “walaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh” jawab Zakki. Sepertinya hari ini akan menjadi berbeda bagi Zakki, karena ia belum banyak mendapat kenala di kampus. Karena sahabatnya Hadi itulah yang lebih pandai dalam bergaul. Karena orangnya terbuka… dari segi ekonomipun sebenarnya Hadi bukalah Mahasiswa susah, karena ia merupakan anak orang kaya dari kampungnya, orang-orang menjuluki orang tuanya sebagai juragan sawah. karna itulah masalah keunagan tidak menjadi kendala yang begitu berat untuk Nurhadi menuntut ilmu. Meskipun demikian orang tua Hadi tidak memanjakan anaknya dengan hal itu.. mereka justru lebih mendidik Hadi agar lebih mandiri. Agaknya kali ini Zakki harus berangkat ke kampus seorang diri saja. Padahal ia belum begitu akrab dengan mahasiswa baru lainnya, hari ini akan menjadi hari yang panjang baginya kearena sahabatnya akan kembali beberapa hari lagi dari kampong. Zakki segera menuju kamarnya dam mengambil salah satu buku yang berda di atas rak tumpukan buku. Rak itu memang khusus mereka isi dengan buku-buku bacaan. Di bagian tumpukan atas terlihat pula buku dengan judul “wangi Akhlak nabi” buah karya Ahmad Rofi’ Usmani, beliau adalah alumni dari Fakultas Syariah Universitas Al-azhar, Kairo, Mesir. Beliau adalah salah satu putra terbaik negri ini, betapa tidak selain sebagia ketua Lembaga Penelitian Ilmiah Persatuan Pelajar Indonesia, beliau juga banyak menyusun buku. Diantaranya karyanya yaitu “Rumah Cinta Rasullullah”, “Mutiara Akhlak Rasullullah” dan masih banyak lagi karya-karya terbaiknya yang membuat orang sangat tertarik untuk membacanya. Di sana tertulis bagian kecil yang menarik yang berisikan “ Akhlak Muhammadlah, dan bukannya pedang, yang menyebabkan Umat Muslim Berjaya dan mapu menyingkirkan segala penghalang” satu kalimat yang sangat indah untuk di renungkan. Zakki segera bergegas menuju kamar mandi, ia nanpaknya agak telat siang ini. Di raihnya handuk yang berada di gantungan yang berada di belakang pitu kamarnya. Ia terus saja memandangi jam dinding yang ada di tengah ruangan tengah. Zakki pun berangakat dengan tergesa-gesa menuju kampus UIN SUSKA… kali ini tidak ada pilihan lain baginya, ia harus sesegera mungkkin untuk bernagkat ke kampus. Baru saja ia akan keluar kos-kosannya ,,, di sana terlihat satu kendaraan hijau khas panam, nampaknya angkutan itu tengah mengarah ke kampus….. ia dengan segera menaiki ankot tersebuat dan segera duduk di sisi bagia depan dari kendaraan itu ,,,, yang nampaknya sudah di penuhi dangan penumpang,,, agaknya saat ini Zakkki tidak melihat kesemua sisi dan sudut angkutan itu. Dan alangkah terkejutnya Zakki ketika ia mengangkat kepalanya dan di lihatnya di semua sudut angkutan umum itu, betapa tidak kaget …. Ternyata angkutan itu di penuhi oleh mahasiwi dari kampusnya. Zakki mulai bingung dan kembali menundukkan kepalanya,,, ingin rasanya ia segera turun dari sana, namun ia tidak punya pilihan lain karena ia juga sedang terburu-buru menuju ke kampus. Dalam hatinya kini mulai gelisah,, betapa tidak ini baru pertama kalinya ia di kelilingi oleh gerombolan wanita… di sudut ruangan. Sesekali matanya memandang kearah sudut ruangan itu, betapa terkejutnya ia hatinya kini bergetar tidak karuan ia tersentak, betapa tidak ia tidak menduga wanita di sudut ruangan itu memakai pakaian serba hitam wajahnya yang sangat luar biasa cantik membuat hati Zakki tambah berdebar tak menentu, sesekali rasa kagumnya bertambah melihat apa yang di peluk oleh wanita tersebut adalah sebuah kitab suci al-quranulkarim. bersmabung...

Postingan populer dari blog ini

cerpen menarik

FAJAR CINTA SRI INDRAPURA